Jumat, 20 Maret 2015

GONE

Author @sxgaibdgrn

Cast Jeon Jungkook. Lia Kim and other cast.

Genre Sad Romance

Leght ficlet

happy reading
“mungkin jika aku mempercayaimu dari awal. Semua ini tidak akan pernah terjadi”.

Hampa terasa hidup ini, tidak ada senyuman manis yang akan membuatku melayang, tidak ada canda tawa yan akan membuatku merasa bahagia, tidak ada ciuman yang akan bisa membuatku merasa rona merah di pipi. Semua hilang sekejap mata gara2 aku.


Flashback.
“lia sshi tolong dengarkan aku” pinta jungkook dengan nada memohon.
“apa lagi yang harus aku dengarkan jeon jungkook” jawabku kasar.
“aku tidak mencintai suhyun lia tolong dengarkan aku, waktu itu aku tidak sengaja hampir menciumnya, aku tidak berbohong lia ya, maafkan aku”
“Apa yang harus aku lakukan? Apa jungkook benar2 tidak berbohong padaku? Tuhan tolong jngan seperti ini”geurtuku dalam hati
“sudah jungkook aku tidak mau membahas ini lagi”
Lalu tanpa basa basi aku meninggalkan jungkook.
“lia sshi tunguu” teriak jungkook.
Akupun menambah kecepatan langkahku, tanpa aku sadari aku sudah menegeluarkan bulir putih yang terjun dari mataku.
“lia kim awass”
Secepat kilat jungkook mendorongku hingga aku terjatuh. Dan...
BRAKKKK
“Jungkook andweeeeeeeee.......!!!!” teriaku histeris.
Jungkook menyelamatkan nyawaku dari sebuah truk besar, yang akan mengahabisi nyawaku dalam sekejap mata saja. Akupun langsung berlari mendekap jungkook. Setelah kejadian itu massa lalu menghampiriku dan jungkook.
“Jungkook-ah bangun, kumohon, bangun Jungkook. Jungkookkk..!!”akupun berteriak dan menepuk pipi jungkook yang sudah mengeluarkan cairan kental berwarna merah.
 Akupun sesegera meminta tolong para ahjussi yang mengintariku dengan jungkook.
“ahjussi aku minta tolong. Tolong panggilkan ambulance kumohon”
Dengan cepat ahjussi itupun menelepon ambulance.
--Yeobsoyo? Ambulance disini telah terjadi kecelakaan, di jalan menuju gangnam terimakasih.
“Oh tuhan apa yang aku lakukan pada jungkook, ah jungkook mianhe, jeongmal mianhe jeon jungkook, mianhe”gerutuku dalam hati.
Akupun menangis kembali, menangis untuk kedua kalinya. Ah lia pabo benar benar pabo, mengapa kau tadi berlari. Jika kau tadi tidak berlari dan tidak meninggalkan jungkook, kejadian ini tidak akan terjadi.
-WIUWIUWIWIU-
Suara ambulancepun terdengar sudah jelas dari tempatku berada.
“tolong bantu namja ini kumohon”.
Lalu jungkook dibawa ke mobil ambulance dan dibawa ke rumah sakit. Dan akupun menyusul dengan naik taxi.


-Sampai di RS-
Setelah sampai di rumah sakit, jungkook pun langsung dibawa ke UGD, akupun mengantarnya juga tapi sayang, aku tidak boleh masuk.
“nona, kau harus tetap disini kau tidak boleh masuk”.  perintah suster tersebut.
“ku harap kau bisa menyelamatkanya sus”.  jawabku sesenggukan.
“akan kulakukan sekuat yang kubisa” jawab suster tersebut. Lalu pintu ruang UGDpun tertutup rapat.
Akupun menunggu jungkook yang hampir 2 jam lamanya, disela sela waktu itu akupun berdoa agar jungkook bisa selamat.
“tuhan kumohon selamatkan jungkook.”akupun berdoa dalam hati.
“lia kim kau sangat bodoh, sangat bodoh”.
Akupun bergumam gumam sendiri, karena menyesali apa yang telah terjadi.
Setelah 2jam lamanya akhirnya dokter itupun keluar, dengan muka kecewa.
“maaf nona, tapi laki-laki itu tidak bisa diselamatkan nyawanya. Maafkan aku” tukas dokter tersebut dengan nada kecewa.
“tidak dok, tidak mungkin, tolong periksa dia lagi dok , tolong selamatkan jungkook” akupun memohon sekali lagi, tapi jawaban yang kuterima hanyalah “maaf nona, tim dokter sudah bekerja dengan sangat keras. Tapi nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan”.
Kakiku lalu lemas, tatapanku berubah menjadi kosong. Apakah ini kenyataan? Apa benar benar seperti itu? Tuhan aku ingin kembali seperti dulu, aku ingin jungkook kembali.
Akupun melihat jungkook yang terbaring lemas di ruang UGD, dengan muka yang pucat dan tubuh yang dingin.
“Jungkook, aku benar benar minta maaf, aku bodoh sekali tidak mempercayaimu dari awal. Maaf jungkook maaf” akupun mengatakan kalimat itu sambil menggenggam tangan jungkook yang  dingin.
“maaf nona, kami harus membawa namja ini ke tempat isolasi mayat”suster itupun membawa jungkook ke dalam isolasi mayat. Akupun tidak kuasa menahan bulir bulir putih ini.
 Pemakaman jungkook akan diadakan besok, rasanya aku sudah ingin mati saja, sudah tidak ada hasrat untuk tertawa, senyum dan lainya. Dipikaranku hanyalah seorang namja  yang bernama jungkook saja.
Akupun menyusuri jalanan dengan tatapan kosong, hanya berjalan tak tentu arah, dan ketika aku berjalan, semua memoriku dengan jungkook terputar kembali. Dimana ada saat saat kami tertawa bersama, dan akupun langsung mengingat kejadian dimana jungkook menciumku di taman seminggu yang lalu sebelum kejadian ini terjadi.
“chagi”
“apa yang kau katakan tadi jungkook ‘chagi’?”
“memangnya kenapa tidak boleh. Hem?”
“boleh, boleh saja. Tapi itu terdengar sangat aneh”
“kalau begitu aku akan memanggilmu ‘chagi’ setiap hari”
“sirheo”
“ah chagi”
“cukup jungkook, aku geli ketika kau mengucapkan kata ‘chagi’”
“kalau begitu, aku tidak akan memanggilmu ‘chagi’ jika aku memberimu syarat”
“jangan bodoh jungkook”
“aku tidak bodoh, lia, aku hanya ingin membuat syarat, agar kau bisa mengabulkanya”
“kalau begitu apa syaratnya hem?”
“tatap aku jebal”
“hanya begitu. Syarat yang terlalu mudah jungkook”
“oh ya?”
“hemm..”
“kalau begitu aku akan menghitung sampai 123, dan kau boleh menatapku”
“baiklah”
“1.....2....3...”
CHU~
“yak Jeon Jungkook. Aappa yang kau lakukan?”
“aku menciumu. Bagaimana rasanya?”
“yak”
“hei hei hei, kenapa mukamu memerah eoh?”
“tidak mukaku tidak memerah”
“baikalhh. Hahahaha”
Kejadian itu masih bisa aku rasakan sampai sekarang, ketika mukaku memerah karena jungkook menciumku, semua masih bisa aku rasakan sampai detik ini. Dan mulai sekarang tidak ada lagi namja itu lagi, namja yang selalu bersamaku mengisi kekosongan hariku kini telah hilang karena diriku. Apakah aku juga bisa disebut pembunuh?.


-PEMAKAMAN JUNGKOOK-
Tepat hari ini pemakaman jungkook dimulai, aku hanya bisa menatap nisan yang bertuliskan..
JEON JUNGKOOK
1 SEPTEMBER 1997
Tak kuasa lagi aku melihat nisan tersebut, air mata akhirnya jatuh juga untuk yang kesekian kalinya, menangisi jungkook yang sekarang telah hilang untuk selamanya. Akupun hanya bisa menangis ketika melihat nisan dan fotonya yang dipajang di atas tanah.
“mengapa kau ppergi terlalu cepat jungkook, bahkan aku belum bisa mengucapkan selamat jalan padamu? Apakah disana kau nyaman tanpa bersamaku? Apakah disana kau akan merindukanku? Apakah kau bisa merasakan bahwa aku tetap mencintaimu jungkook-ah? Maafkan aku jungkook. Bodohnya aku tidak bisa mempercayaimu dari awal. Sekali lagi maafkan aku jungkook, maaf, maaf jungkook. Aku tetap menyangimu, mencintaimu, meskipun kamu telah menghilang untuk selamanya Jeon Jungkook. Selamat jalan jungkook, aku harap kau bahagia disana, di sisi tuhan. Sarangahe”
Akupun mengucapkan kalimat terakhir pada jungkook....
 Mungkin ini aku terkahir kalinya ke pemakaman ini karena aku tidak bisa melihat jungkook lagi. Akulah pembunuh jungkook, mianhe jungkook.
Setelah itu aku berjalan pulang, tak lupa aku mencium nisan jungkook, dan foto jungkook.
“kuharap jika aku mati. Aku bisa bersamamu disana jungkook . Saranghae”
Flashback end.
Fin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar